contoh-contoh lelaki pencinta yang terbaik..!
BISMILLAH HIRRAHMAN NIRRAHIM
: Lelaki - lelaki yang sweet terhadap insan yang di cintai ::
1) Mu’adz bin Jabal yang menjerti dan menagis teresak-esak sehingga
beliau pengsan oleh sebab dapat berita tentang kematian Rasulullah SAW.
2) Rasulullah telah patah gigi di dalam perang Uhud, berita itu sampai
ke Awais dan Awais di rumahnya sanggup mematahkan giginya sendiri kerana
hendak merasai apa yg Rasulullah telah rasai.
3) Ada seorang
pedagang minyak wangi, di Madinah. Setiap kali pergi ke pasar, dia
singgah dulu ke rumah Rasulullah Saw, dia tunggu sampai Rasulullah
keluar. Setelah Rasulullah keluar, dia hanya mengucapkan salam lalu
memandang Rasulullah saja, setelah puas dia pergi. Suatu hari setelah
dia ketemu Rasululllah dan dia pergi, lalu tak lama kemudian balik dari
pasar dan dia datang kepada Rasulullah Saw dan meminta izin, “Saya ingin
melihat engkau ya Rasulullah, karena saya takut dan tidak sanggup tidak
dapat melihat tuan seperti ini lagi.”
4) Abu Ayyub Al-Anshari.
Ketika Rasulullah hijrah ke Madinah, beliau beristirahat dahulu di
pinggiran kota menginap di rumah Abu Ayyub Al-Anshari. Rumahnya itu dua
tingkat, Abu Ayyub dan istrinya di tingkat atas dan Rasulullah Saw di
bawah. Pada malam hari Abu Ayub dan istrinya tidak sanggup tidur karena
mereka takut menggerakkan tubuhnya, semua terbujur seperti sebongkah
kayu menahan dirinya untuk tidak bergerak. Mereka takut kalau bergerak,
nanti debu-debu dari atas itu berjatuhan kepada Rasulullah. Setelah
Rasulullah mengetahui hal itu, beliau sangat terharu lalu kepada Abu
Ayub diajarkan sebuah doa sebagai penghargaan beliau atas cinta yang
tulus dari Abu Ayub.
5) Dalam perang Uhud, ketika kaki
Rasulullah terluka, ada seorang sahabat melihatnya lalu mengejar
Rasulullah. Dia pegang kaki itu lalu dia bersihkan luka itu dengan
jilatannya. Rasulullah terkejut lalu berkata, “Lepaskan! Lepaskan!”
Sahabat itu berkata: “Tidak Ya Rasulullah, aku tidak akan melepaskannya
sampai luka ini kering!”
6) Rasulullah sedang membariskan
pasukannya karena Rasulullah selalu merapikan barisan pasukannya.
Ternyata ada seorang sahabat, mungkin karena perutnya terlalu besar,
selalu perutnya itu berada di luar barisan. Kemudian Rasulullah datang
dan memukul perutnya itu agar dirapikan dengan barisan. Lalu sahabat itu
memandang Rasulullah dan berkata: “Engkau diutus untuk menjadi rahmat
bagi seluruh alam, kenapa kau sakiti perutku?” Lalu Rasulullah turun
dari kudanya, dan menyerahkan alat pemukul itu, lalu berseru: “Pukullah
aku! Sebagai qishas atas kesalahanku.” Kemudian orang itu berkata: “Tapi
engkau pukul langsung kepada kulit perutku.” Lalu Rasulullah segera
membuka pakaiannya, tiba-tiba sahabat itu memeluk Rasulullah dan mencium
perutnya. Rasulullah terkejut dan berkata: “Ada apa denganmu?” Sahabat
itu menjawab: “Ya Rasulullah, genderang perang sudah ditabuh, mungkin
ini adalah saat terakhir perjumpaanku denganmu. Saya ingin sebelum
meninggal dunia, sempat mencium perutmu yang mulia.”
7) Bilal
yang selalu adzan semasa hidup Rasulullah tidak mau beradzan lagi
setelah wafat Rasulullah karena Bilal tidak sanggup mengucapkan “Asyhadu
anna Muhammad Rasululah” karena ada kata-kata Muhammad di situ. Tapi
karena desakan Sayyidah Fatimah yang saat itu rindu mendengar suara
adzan Bilal, dan mengingatkan beliau akan ayahnya. Bilal akhirnya dengan
berat hati mau beradzan. Saat itu waktu Subuh, dan ketika Bilal sampai
pada kalimat Asyhadu anna Muhammad Rasulullah, Bilal tidak sanggup
meneruskannya, dia berhenti dan menangis terisak-isak. Dia turun dari
mimbar dan minta izin pada Sayyidah Fatimah untuk tidak lagi membaca
adzan karena tidak sanggup menyelesaikannya hingga akhir. Ketika Bilal
berhenti saat adzan itu, seluruh Madinah berguncang karena tangisan
kerinduan akan Rasulullah Saw.
8) Seorang budak bernama Tsauban
sangat menyayangi dan hatinya selalu merindukan Rasulullah Muhammad
SAW. Sehari saja tidak bertemu Nabi, rasanya seperti setahun baginya.
Kalau bisa dia ingin bersama Rasul setiap waktu. Karena jika tidak
bertemu Rasulullah, dia amat sedih, murung dan seringkali menangis.
Demikian juga yang dilakukan Rasulullah terhadap Tsauban begitu
mengetahui betapa besarnya kasih sayang Tsauban terhadap dirinya. Suatu
hari Tsauban berjumpa Rasulullah SAW dan berkata, “Ya Rasulullah, saya
sebenarnya tidak sakit, saya sangat sedih jika berpisah dan tidak
bertemu denganmu walaupun sekejap. Jika sudah bertemu barulah hatiku
menjadi tenang dan gembira sekali. Apabila memikirkan akhirat, hati ini
bertambah cemas dan takut kalau-kalau tidak dapat bersama denganmu.
Kedudukanmu sudah tentu di syurga yang tinggi. Sedangkan saya belum
tentu, entah di syurga paling bawah atau yang paling mencemaskan,
kemungkinan tidak dimasukkan ke syurga langsung. Jika demikian, tentu
saya tidak akan bertemu denganmu lagi.” Rasulullah amat terharu
mendengar perkataan Tsauban. Namun beliau tidak dapat berbuat apa-apa
karena balasan surga atau neraka bagi setiap hamba itu hak dan urusan
Allah. Maka setelah peristiwa itu, turunlah wahyu kepada Rasulullah SAW
yang berbunyi; “Barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul(Nya), mereka
itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh
Allah, yaitu: nabi-nabi, para shiddiqin, orang-orang yang mati syahid
dan orang-orang saleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya.”
(QS An Nisaa’:69). Mendengar jaminan itu Tsauban pun tersenyum. Hatinya
menjadi tenang dan gembira kembali.
~credit to http://www.facebook.com/sayarelaundurdiriuntuklihatdiabahagia
No comments:
Post a Comment